5 Dampak Pencemaran Tanah Bagi Lingkungan

Sumber: http://www.everythingconnects.org

Pencemaran tanah merupakan pencemaran yang disebabkan oleh masuknya polutan yang berupa zat cair atau zat padat ke dalam tanah. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya:

  • Pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, karet dan logam berat sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah.
  • Penggunaan pestisida, detergen serta zat kimia lainnya yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.

[ads1]

 

Tanah yang sudah tercemar ditandai dengan kondisi tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air tanah. Pencemaran tanah tentunya dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan serta kelangsungan makhluk hidup yang ada disekitarnya. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Berikut ini akan dibahas mengenai  5 dampak pencemaran tanah bagi lingkungan yaitu sebagai berikut:

Baca juga mengenai:

Apa Itu Pencemaran Tanah dan Penyebab Terjadinya

 

  1. Sampah plastik, pecahan kaca, logam dan karet yang dibuang ke tanah lama-lama akan tertimbun dalam tanah dan sulit diuraikan oleh pengurai dalam tanah. Keberadaannya dalam tanah dapat menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah dan menurunkan kesuburan tanah.
  2. Logam berat yang dibuang sembarangan ke tanah seperti merkuri, kadmium dan litium akan terserap tanah. Apabila logam berat ini terpapar makhluk hidup (terutama manusia dan hewan) dapat mengakibatkan gangguan susunan saraf dan cacat pada tubuh keturunan makhluk hidup.
  3. Pembuangan limbah rumah tangga seperti deterjen dan industri ke tanah serta petani yang menggunakan bahan kimia seperti pestisida (herbisida, insektisida, fungisida, dan fumigan) untuk memberantas hama dan penyakit tanaman dapat mencemari tanah dan membunuh organisme pengurai di tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Pestisida yang telah disemprotkan biasanya bekerja melawan sasaran tertentu (seperti herbisida membasmi tumbuhan rerumputan, insektisida membasmi serangga), namun pada kenyataannya juga bekerja melawan atau mematikan organisme lain yang bukan menjadi sasarannya. Misalnya, timah hitam di dalam arsenik jika digunakan untuk membasmi kumbang kentang, juga dapat membunuh cacing tanah, lebah, dan burung. Sisa pestisida yang terbuang akan meresap ke dalam tanah dan dapat membunuh organisme di dalam tanah. Apabila organisme tersebut merupakan bakteri pengurai, maka penyediaan humus akan berkurang serta sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati tidak akan terurai lagi menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Hal ini tentunya akan mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah.
  4. Pencemaran tanah juga dapat memengaruhi kandungan air tanah secara langsung. Biasanya beberapa jenis bakteri dan bahan partikel lainnya yang mencemari permukaan tanah dapat tersaring sehingga air tanah menjadi cukup bersih. Akan tetapi, jika pencemarannya sangat berat dan melebihi kapasitas filtrasi tanah, polutan tersebut akan mencemari air tanah dan sulit untuk diperbaiki.
  5. Terkikisnya lapisan humus dari permukaan tanah dapat menurunkan produktivitas tanah dan tanah menjadi kurang subur. Deposit senyawa asam dari hujan asam dapat menyebabkan perubahan derajat keasaman (pH) tanah, hal ini berdampak pada aktivitas organisme pengurai dalam tanah. Perubahan keasaman tanah ini juga berpengaruh tidak baik terhadap penyerapan zat hara dari tanah oleh tumbuhan.

Baca juga mengenai:

Apa Saja Dampak Pencemaran Air?

[ads 2]

 

Sumber:

Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. 2002. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Comments are closed.